Katanya mimpi hanyalah bunga tidur, bisa ada artinya atau tidak berarti sama sekali. Ada kalanya, masalah sehari-hari muncul begitu saja terbawa dalam mimpi dan seolah menemukan solusi di alam khayal tersebut. Benarkah? Apa yang sebenarnya terjadi?
Dilansir dari detikHealth, Minggu (04/01/2015), pakar tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr Andreas Prasadja mengatakan bahwa tidur adalah cara efektif untuk beristirahat. Istirahat yang baik akan meningkatkan kerja memori otak, sehingga memacu pikiran kreatif dan bahkan dapat ‘menyelesaikan’ berbagai persoalan.
Ketika sedang tidur, ada beberapa tahapan yang bekerja secara ‘naik-turun’. Dimulai dari tidur ringan atau fase N1, tidur sedang atau fase N2, tidur dalam atau fase N3, dan ada fase REM (Rapid Eye Movement).
“Nah di saat REM inilah kita bermimpi, dan biasanya manusia bermimpi 4-6 kali di setiap tidur malam mereka. Tapi, tidak semua orang dapat mengingat mimpi mereka,” ujarnya seperti ditulis dalam detikHealth, Minggu (04/01/2015).
Pada saat manusia memasuki tahapan tidur REM, tubuh berhenti melepaskan neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk menstimulasi saraf motorik. Ini berarti bahwa otot-otot tubuh Anda akan berhenti bergerak dan lebih rileks. Tidur REM juga bertanggung jawab pada stimulasi saraf yang berguna memperkuat koneksi saraf. Pada saat itulah, fungsi memori otak bekerja.
“Itulah yang membuat masalah Anda sering terbawa mimpi,” ujar dokter yang akrab disapa dr. Ade ini.
Dilansir dari detikHealth, Minggu (04/01/2015), pakar tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr Andreas Prasadja mengatakan bahwa tidur adalah cara efektif untuk beristirahat. Istirahat yang baik akan meningkatkan kerja memori otak, sehingga memacu pikiran kreatif dan bahkan dapat ‘menyelesaikan’ berbagai persoalan.
Ketika sedang tidur, ada beberapa tahapan yang bekerja secara ‘naik-turun’. Dimulai dari tidur ringan atau fase N1, tidur sedang atau fase N2, tidur dalam atau fase N3, dan ada fase REM (Rapid Eye Movement).
“Nah di saat REM inilah kita bermimpi, dan biasanya manusia bermimpi 4-6 kali di setiap tidur malam mereka. Tapi, tidak semua orang dapat mengingat mimpi mereka,” ujarnya seperti ditulis dalam detikHealth, Minggu (04/01/2015).
Pada saat manusia memasuki tahapan tidur REM, tubuh berhenti melepaskan neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk menstimulasi saraf motorik. Ini berarti bahwa otot-otot tubuh Anda akan berhenti bergerak dan lebih rileks. Tidur REM juga bertanggung jawab pada stimulasi saraf yang berguna memperkuat koneksi saraf. Pada saat itulah, fungsi memori otak bekerja.
“Itulah yang membuat masalah Anda sering terbawa mimpi,” ujar dokter yang akrab disapa dr. Ade ini.
Kuncinya, menurut dr. Ade ada pada fase REM. Pada fase tersebut, fungsi otak meningkat dan akan menurun lagi ketika melewati fase REM. Tidak jarang, fungsi otak yang meningkat dalam tidur membuat beberapa orang menemukan pemecahan atas masalah sehari-hari saat sedang bermimpi.
“Karena saat tidur otak berpikir dengan jernih, maka akan lebih mudah bagi otak untuk menyelesaikan masalah lewat mimpi. Lagi pula ketika kualitas tidur malam kita baik, begitu bangun kita akan memiliki pikiran yang lebih jernih sehingga akan lebih mudah untuk menyelesaikan masalah,” pungkas dr. Ade.
Jadi bukan berarti ketika kita sedang mengalami masalah dan belum menemukan solusi, lantas terbawa dalam mimpi bukan berarti itu jawabannya. Itu terjadi karena adanya aktivitas dalam fase tidur REM.