BERITA TERKINI - Juru bicara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, menilai, pernyataan yang berulang kali diucapkan calon presiden Prabowo Subianto soal kebocoran anggaran sebesar Rp 1.000 triliun tak tepat. Pernyataan itu disampaikan Prabowo dalam debat capres dan cawapres di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, Minggu (15/6/2014) malam.
Hasto mengatakan, pernyataan Prabowo itu justru mengkritik wakilnya, Hatta Rajasa, yang terakhir menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
"Pemaparan visi-misi Prabowo yang mengungkapkan kebocoran anggaran Rp 1.000 triliun merupakan kritik telak terhadap Hatta Rajasa. Prabowo lupa bahwa pasangannya adalah sosok menteri koordinator yang seharusnya telah melakukan kerja nyata untuk melakukan "perang" terhadap para mafia ekonomi, seperti Mr X yang menjadi mafia perminyakan," kata Hasto melalui siaran pers, pascadebat, Minggu malam.
Hasto tak yakin kebocoran anggaran mencapai Rp 1.000 triliun. Ia menilai, apa yang disampaikan Prabowo hanya retorika politik yang tidak tepat sasaran dan balik menyerang pasangannya.
"Perdebatan capres pada akhirnya tidak berhenti pada retorika, tetapi pada kredibilitas pemimpin untuk menjalankan visi-misinya," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P itu.
Visi-misi Prabowo dan Hatta, kata Hasto, menjadi bertolak belakang dengan sosok keduanya. Prabowo selalu mendengungkan ekonomi kerakyatan. Sementara itu, Hatta dinilainya cenderung menjalankan ekonomi liberal saat menjabat menteri dalam kabinet Susilo Bambang Yudhoyono.
"Pekerjaan rumah terbesar Prabowo adalah bagaimana menyatukan gagasan ekonomi kerakyatan dan ekonomi liberal yang menjadi ciri Hatta. Kritik yang disampaikan Prabowo sekaligus 'tamparan' keras bagi SBY yang menurut Prabowo gagal mengatasi kebocoran penerimaan anggaran," kata Hasto.
Hasto mengatakan, pernyataan Prabowo itu justru mengkritik wakilnya, Hatta Rajasa, yang terakhir menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
"Pemaparan visi-misi Prabowo yang mengungkapkan kebocoran anggaran Rp 1.000 triliun merupakan kritik telak terhadap Hatta Rajasa. Prabowo lupa bahwa pasangannya adalah sosok menteri koordinator yang seharusnya telah melakukan kerja nyata untuk melakukan "perang" terhadap para mafia ekonomi, seperti Mr X yang menjadi mafia perminyakan," kata Hasto melalui siaran pers, pascadebat, Minggu malam.
Hasto tak yakin kebocoran anggaran mencapai Rp 1.000 triliun. Ia menilai, apa yang disampaikan Prabowo hanya retorika politik yang tidak tepat sasaran dan balik menyerang pasangannya.
"Perdebatan capres pada akhirnya tidak berhenti pada retorika, tetapi pada kredibilitas pemimpin untuk menjalankan visi-misinya," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P itu.
Visi-misi Prabowo dan Hatta, kata Hasto, menjadi bertolak belakang dengan sosok keduanya. Prabowo selalu mendengungkan ekonomi kerakyatan. Sementara itu, Hatta dinilainya cenderung menjalankan ekonomi liberal saat menjabat menteri dalam kabinet Susilo Bambang Yudhoyono.
"Pekerjaan rumah terbesar Prabowo adalah bagaimana menyatukan gagasan ekonomi kerakyatan dan ekonomi liberal yang menjadi ciri Hatta. Kritik yang disampaikan Prabowo sekaligus 'tamparan' keras bagi SBY yang menurut Prabowo gagal mengatasi kebocoran penerimaan anggaran," kata Hasto.
SUMBER DARI : KOMPAS.COM